Senin, 14 Juli 2008

KROKET

Bahan:

  • 3 ons tepung terigu
  • 3 telur ayam
  • 1/2 klg susu kental manis
  • 1/4 kg mentega
  • 4 ons wartel
  • 2 ons buncis
  • daun sop/salery
  • 1/4 kg daging giling
  • 5 btr bawang putih
  • 1/2 ons bawang merah
  • merica pala
  • tepung panir
  • air 400 cc
  • garam
  • minyak untuk menggoreng

Cara membuat:

  1. Haluskan b.merah dan putih serta merica
  2. Kupas wartel lalu di parut dengan parutan yang kasar
  3. Potong kecil2 buncis dan daun sop
  4. Aduk kuning telur + susu + air tambahkan tepung terigu pelan2 sambil diaduk terus jangan terlalu encer sekali adonannya.
  5. Tumis bahan2 yang digiling dengan mentega tambahkan pala lalu masukkan daging giling tumis sampai setengah matang masukkan wartel dan buncis serta daun sop, tumis sampai matang, setelah itu masukkan adonan tepung pelan2 sambil terus diaduk dan biarkan sampai matang (tanda matang tidak lengket di tangan).
  6. Setelah matang angkat dari kompor, dan buat adonan berbentuk oval (bulan panjang) sebesar 6 cm. celupkan ke putih telur dan ke tepung panir. setelah itu goreng dengan minyak panas

Angel Cake

Bahan:

  • 8 putih telur
  • 120 gram gula pasir halus
  • 120 gram tepung terigu
  • 2 sendok makan susu bubuk
  • 120 gram mentega, dicairkan
  • garam secukupnya
  • 100 gram kismis dan buah kering yang telah dipotong kecil-kecil

Cara Membuat:

  1. Kocok putih telur hingga sedikit berbusa. Masukkan gula pasir sedikit demi sedikit sambil terus dikocok hingga kaku.
  2. Masukkan tepung terigu yang telah diaduk dengan susu bubuk aduk rata. Jangan lupa membubuhi garam.
  3. Tuangkan mentega cair. Setelah teraduk rata, masukkan buah kering yang telah ditaburi tepung terigu. Aduk rata.
  4. Tuang ke dalam 2 cetakan loaf yang telah diolesi mentega dan dialasi kerata.
  5. Oven sampai matang

Untuk 20 - 25 potong

Cake Kukus Isi Udang

Bahan:

  • 8 kuning telur
  • 5 putih telur
  • 150 gram gula pasir
  • garam secukupnya
  • 120 gram tepung terigu
  • 150 cc minyak

Isi:

  • 250 gram udang, dikuliti lalu dipotong-potong
  • 5 butir bawang merah, dirajang halus
  • 100 gram bawang bombay
  • 3 buah cabai merah
  • ½ buah tomat
  • 1 buah wortel, dipotong kotak, rebus sebentar
  • 100 gram kacang polong
  • garam dan merica secukupnya
  • ½ sendok teh gula pasir
  • 1 sendok makan kecap ikan
  • keju parut secukupnya

Cara Membuat:

  1. Buat adonan isi lebih dahulu. Tumis bawang merah dan bawang bombay, juga cabai merah dan tomat sampai harum. Tambahkan udang. Aduk sampai berubah warna.
  2. Masukkan wortel dan kacang polong. Tambahkan kecap ikan, garam dan gula pasir. Aduk rata. Masak sampai matang. Bila perlu, tambahkan air.
  3. Kini buat cakenya. Kocok telur bersama gula hingga mengental. Tambahkan tepung terigu. Aduk rata. Tuangkan minyak. Aduk kembali.
  4. Ambil cetakan kecil-kecil. Oleskan minyak. Isi adonan cake lalu tambahkan adonan isi. Tutup dengan adonan cake. Oven hingga matang. Sebelumnya bagian atas ditaburi keju parut lebih dahulu.

Untuk 15 buah

CHEESE CAKE

Bahan:

  • 14 kunig telur
  • 5 putih telur
  • 125 gr gula
  • 125 gr tepung terigu
  • 125 gr mentega (dicairkan)
  • vanilie
  • SP 1 sendok makan
  • susu bubuk 3 sendok makan
  • bahan cream:
    essella + mentega putih + rum
    dimixer sampai naik dan halus

Cara membuat:

  1. Telur, gula dan SP dikocok sampai putih , masukkan vanilie.
  2. Lalu masukkan terigu + susu dan mentega cair sedikiit-sedikit sambil diaduk rata.
  3. Masukkan ke dalam loyang panggang kurang lebih 45 menit.
  4. Setelah matang lepaskan kue dari loyang dan dihias dengan cream butter, lalu ditaburi keju parut di sekelilingnya (bisa ditambah ceri / strawberry).

.

Brownies Cookies











Bahan:

- Mentega 100 gram

- Margarin 100 gram

- Gula halus 150 gram

- Telur ayam 2 butir

- Tepung terigu Bogasari Kunci Biru atau Roda Biru 250 gram

- Tepung maizena 50 gram

- Cokelat bubuk 1 sendok makan

- Cokelat masak pekat 250 gram, tim hingga leleh

- Kenari 150 gram, cincang kasar

Hiasan:
Kenari cincang kasar

Cara Membuat:

  1. Kocok mentega, margarin dan gula halus hingga lembut lalu masukkan telur, kocok rata. Masukkan tepung terigu yang telah dicampur dengan tepung maizena dan cokelat bubuk, aduk rata dengan sendok kayu.
  2. Tambahkan cokelat masak leleh, kenari, aduk perlahan hingga rata.
  3. Tuang adonan dalam loyang taburi atasnya dengan kenari cincang kasar.
  4. Panggang dalam oven dengan suhu 170°C selama kurang lebih 20 menit hingga setengah matang, angkat dan dinginkan sebentar kemudian oven kembali untuk mendapatkan hasil yang renyah.
  5. Sajikan.

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia / SDM

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.

Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Departemen Sumber Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection

a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.

b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.

c. Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection

kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada artikel lain pada situs organisasi.org ini.

Manajemen dan kepemimpinan, sebenarnya apa perbedaan mendasar kedua istilah itu?

Oleh: DR. Dwi Suryanto ( www.pemimpin-unggul.com )

Dua kata itu, manajemen dan kepemimpinan sangat sering kita dengar. Kadang kata itu sering kita persamakan artinya. Ketika kita melihat perusahaan yang sangat berkembang kita sering mengatakan, “manajemen di sana baik.” Kadang kita berkata, “Saya yakin kepemimpinan di sana pasti baik.”

Namun kata manajemen begitu melanda dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anda ingin mengkritik sebuah universitas yang prestasinya buruk, anda mengatakan "manajemen universitas itu tidak cakap." Ketika anda bicara pengelolaan pajak yang amburadul, anda mengatakan, "manajemen pajak di negeri kita payah."

Saat ini kita memang hidup penuh dengan berondongan istilah yang macam-macam, yang semuanya terkait dengan manajemen.. Benchmarking, balance score card, intrapreneuring, empowerment, business process reengineering, dan istilah-istilah aneh-aneh (tapi pasti Inggris) begitu melanda organisasi kita.

Celakanya, kita sering begitu “gagah” menggunakan kata-kata asing itu. Daripada bilang pemberdayaan, kita lebih mantap bicara empowerment. Daripada bicara hubungan pelanggan yang akrab, kita katakan customer intimacy, atau malah sekadar customer relationship.

Namun ada fenomena menarik, walau kita sering mengucapkan berbagai istilah manajemen, kita malah sering tidak tahu arti persis dari kata-kata itu. Seringkali pula istilah manajemen itu kita dengar dari orang lain, karena terasa gagah, kata itu kemudian menjadi “kosa kata” kita sehari-hari tanpa kita pernah tahu dari literatur mana sumber istilah manajemen itu.

Ketika kita makin berakrab-akrab dengan berbagai istilah itu, agar “membumi” kita ganti istilah itu menjadi bahasa Indonesia. Management kita terjemahkan menjadi manajemen, dan leadership menjadi kepemimpinan.

Sebenarnya apa perbedaan “hakiki” antara manajemen dan kepemimpinan? Silakan baca terus...

Berbagai pakar mempunyai pendapat yang bermacam-macam tentang manajemen dan kepemimpinan itu.. Satu penjelasan yang mudah dipahami adalah dari Stephen Covey.

Andaikata kita ini sedang akan membuka hutan untuk eksplorasi hasil hutan, maka seorang pemimpin akan mengatakan, “Baik, dari berbagai informasi dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng bukit itu yang harus kita tebang dulu.” Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian mana yang harus dieksplorasi.

Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan mana yang harus dibuka, maka saatnya peran manajemen berlaku. Para manajer akan memikirkan cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif untuk membuka hutan itu. Mungkin mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin memakai gergaji panjang karena medannya sulit, atau bahkan mereka akan melingkar untuk mencari celah agar mudah membuka bagian hutan itu.

Bisakah sekarang anda membedakan fungsi manajemen dan kepemimpinan? Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai. Manajemen lebih peduli kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa tercapai secara efektif. Itu tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari Covey.

Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan cerdas mengatakan, “Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau, membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau manajemen? Manajer menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola, sedangkan kepemimpinan, menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan pemimpin adalah asli. Manajemen menjaga hal-hal, pemimpin mengembangkan hal-hal. Manajemen berfokus pada sistem dan struktur sedangkan kepemimpinan berfokus pada orang-orang”

Pendapat saya sendiri? Kunci dari kepemimpinan adalah pengaruh. Ia berbuat, bertindak, bekerja untuk mempengaruhi orang agar mau bergerak menuju arah yang sudah dicanangkan. Anehnya, kepemimpinan dikatakan sukses jika orang-orang itu kemudian bergerak, maju dan menganggap tujuan tadi milik mereka yang harus mereka perjuangkan dan capai.

Mengapa kita selalu mengatakan bahwa Panglima Besar Jendral Soedirman bahwa beliau berjasa memimpin perang gerilya. Secara fisik, beliau sangat tidak meyakinkan. Bagaimana bisa meyakinkan? Beliau batuk-batuk, sakit paru-paru yang parah dan harus ditandu. Badannya tidak gagah, dulunya beliau adalah seorang guru. Dapatkah anda membayangkan seorang pahlawan perang ternyata orang yang penyakitan. Lariskah film perang seperti Rambo jika tokoh Rambo itu ternyata untuk berjalan saja tidak bisa?

Lalu, mengapa ia bisa menggerakkan tentara, dan rakyat untuk berjuang? Pengaruh. Bagaimana kita tidak tergerak, terpacu untuk berperang, sedangkan orang yang sakit-sakitan itu tidak pernah lelah terus bersemangat berperang, bahkan sakitnya itu seolah tidak mampu mencegah gelora semangat juangnya yang tidak pernah kendor?

Mengapa kita tidak mengatakan manajemen Soedirman efektif? Jelas tidak. Di samping, mungkin saat itu belum dikenal istilah manajemen, para pejuang merasa bahwa mereka dipimpin oleh Jendral besar itu. Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang-orang berada di dalam situasi yang kacau, tidak aman, tidak menentu, mereka sangat membutuhkan pemimpin, dan bukannya manajemen. Jadi ketika anda menjabat sebagai pemimpin, jangan pernah lupa tugas anda untuk mempengaruhi bawahan anda. Ajak mereka untuk “memeluk” tujuan yang anda canangkan seolah milik mereka sendiri. Gambarkan secara nyata “kenikmatan” atau “hilangnya derita” jika tujuan itu tercapai.

Apa pun yang kita kerjakan, termasuk di bidang manajemen, ternyata tidak pernah lepas dari dua faktor tadi, yaitu mengejar kenikmatan, kesenangan, dan menghindari susah, atau kepedihan. Ketika anda bisa menggambarkan masa depan yang bisa menimbulkan kenikmatan, dan ternyata kenikmatan itu begitu “menggoda”, karyawan akan cenderung berjuang menuju tujuan itu.

Contoh, perusahaan tempat anda bekerja dua tahun lagi ingin “go public.” Untuk bisa go public perusahaan harus laba tiga tahun terus menerus. Agar laba yang sekarang bisa diikuti oleh laba dua tahun di masa depan, sebagai pemimpin anda menjanjikan untuk “membagikan” sebagian saham kepada kelompok manajemen dan karyawan yang berprestasi.

Tentu anda bisa membuat kriteria bagaimana definisi “berprestasi” itu. Anda kemudian menggambarkan betapa besar uang yang akan mereka terima jika saham itu “laris manis” di pasar modal. Jika manajemen dan karyawan yakin bahwa cita-cita itu memang bisa dilaksanakan, mereka akan berjuang untuk mencetak laba yang makin baik di masa depan.

Sebaliknya, untuk mendorong kelompok manajemen dan karyawan agar jangan “leha-leha,” anda bisa mengajak mereka membayangkan betapa sengsaranya hidup mereka jika perusahaan itu rugi terus. Pasti akhirnya akan dinyatakan bangkrut. Jika bangkrut, maka akan PHK besar-besaran, dan kenyataan membuktikan, mencari kerja sangatlah sukar. Pesan anda jelas, jika manajemen dan karyawan tidak memperbaiki kinerja dengan kerja keras dan cerdas, masa depan akan menjadi sangat gelap.

Perhatikan lagi kuncinya, ketika anda menceritakan masa depan, sebaiknya diceritakan secara hidup, syukur dramatis. Riset membuktikan bahwa dengan bercerita akan bisa membawa karyawan melihat gambaran yang begitu hidup, begitu nyata, dan akhirnya bisa menggerakkan karyawan menuju ke arah masa depan.

William Stewart, (Carter-Scott, 1994) seorang alumnus the Naval Academy yang merupakan veteran perang Vietnam ikut berpendapat tentang manajemen dengan mengatakan, “Ada perbedaan keahlian yang dituntut di dunia militer. Ketika keadaan damai, misalnya, anda akan sukses jika anda tahu bagaimana menerapkan manajemen. Namun ketika perang, anda hanya akan sukses jika anda mampu memimpin. Keahlian manajemen anda yang efektif, tidak terlalu bisa anda terapkan dalam perang. Yang diperlukan adalah kemampuan memimpin.” Sekarang ini Steward sudah menjadi pengacara yang sukses di Amerika Serikat.

Ketika anda belajar manajemen, anda selalu teringat oleh Henry Fayol. Ia, di tahun 1916 memperkenalkan konsep manajemen yang berupa merencanakan, mengorganisasikan, memerintahkan, dan mengawasi. Ketika ada orang bertanya kepadanya, apa tugas dari seorang dirut? POSDCORB jawabnya. Itu adalah kepanjangan dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting dan budgeting. Ia mengemukakan istilah itu di tahun 1930. Akronim manajemen itu ringkas dan mudah diingat.

Namun kenyataannya, itulah yang sering dikerjakan oleh para pemimpin, bahkan pemimpin puncak. Mereka lebih banyak melakukan manajemen. Seolah dengan cukup menjalankan fungsi-fungsi manajemen mereka akan mampu membawa perusahaan menang dalam persaingan. Namun berbekal manajemen saja jelas tidak cukup. Mereka harus memimpin.

Dari pengamatan saya, cukup sering seorang direktur yang begitu “getol” bergulat dan bergelut dengan anggaran. Bahkan waktu sehari-harinya sering dilewatkan untuk urusan manajemen, yang seharusnya bisa dilakukan oleh para manajernya. Akibatnya, direktur itu kemudian lupa tugasnya memimpin. Alhasil, organisasi itu tidak bergerak, stagnan, dan para karyawan selalu bertanya, “Akan di bawa ke mana gerangan perusahaan ini…”

Itu adalah kasus di mana pemimpin kebingungan membedakan fungsi kepemimpinan dan manajemen.

Satu perbedaan yang besar antara manajemen dan kepemimpinan adalah pada intuisi. Ada seorang pakar yang dengan yakin mengatakan, “Ketika anda mulai memanfaatkan intuisi anda, maka saat itulah anda sudah mulai melangkah menjadi pemimpin. Jika anda masih lebih banyak berkutat pada pengumpulan data, analisis data, dan mengambil keputusan, anda masih seorang manajer”

Jumat, 20 Juni 2008

6 Langkah Kecil #1

Banyak orang mengabaikan hal-hal kecil. Padahal kalau dicermati dengan seksama, kesuksesan ada kalanya merupakan akumulasi dari tindakan-tindakan kecil yang positif. Berikut ini adalah 6 langkah kecil yang bisa Anda praktekkan, yang pastinya bisa membawa perubahan besar dalam kehidupan Anda!

1. Jalinlah hubungan dengan lebih banyak orang lagi.
Pada waktu kita menjalin hubungan dengan banyak orang, kita bisa banyak belajar dari mereka. Entahkah kita belajar dari kesuksesan yang berhasil mereka capai, ataupun kita belajar dari kegagalan mereka. Selain itu, semakin banyak kita berhubungan dengan orang lain, semakin banyak pula kesempatan-kesempatan baru kita ciptakan. Ingatlah bahwa kesuksesan tidak pernah dapat dicapai sendirian, kesuksesan biasanya selalu melibatkan orang lain. Jadi, milikilah seni berhubungan dengan orang lain dan peliharalah hubungan kita dengan mereka.

2. Milikilah rasa humor.
Seringkali sense humor itu tidak diabaikan, padahal sedikit banyak sense humor itu akan membantu kita dalam mencapai kesuksesan. Sense humor akan sangat membantu kita pada saat kita terpuruk di dalam kegagalan. Dengan memiliki sense humor, kita bisa mentertawakan diri ketika kita melakukan kesalahan dan menjaga diri kita untuk terus “happy” saat bekerja bagaimanapun juga situasi dan kondisinya.

3. Perluas wawasan Anda.
Orang yang sukses biasanya memiliki wawasan yang luas. Untuk memperluas wawasan, Anda bisa membaca buku bermutu, berselancar ke situs-situs internet, mengikuti berita terkini, dsb. Jangan pernah jadi katak dalam tempurung yang tidak tahu apa-apa. Semakin luas wawasan kita, kita akan semakin terbuka dengan perubahan, open minded (tidak picik) dan memiliki cara pikir yang maju.

Milikilah pergaulan, wawasan dan hati yang luas

6 Langkah Kecil #2

4. Pola hidup sehat.
Kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan. Jangan pernah abaikan untuk memiliki pola hidup yang sehat. Dengan memiliki pola hidup yang sehat, kita akan lebih fit, fresh dan penuh vitalitas saat bekerja, hingga kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita lebih efektif lagi. Untuk memiliki pola hidup yang sehat, kita bisa memulainya dengan berolahraga secara rutin, paling tidak dua kali dalam satu minggu. Pilihlah olahraga yang menjadi kesukaan kita. Kita happy, badan bugar, kerja jadi lebih maksimal! Selain itu dengan memiliki pola hidup sehat, sebenarnya kita sedang investasi untuk hidup lebih panjang.

5. Gunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya.
Kita butuh istirahat, ini fakta yang tidak dapat disangkal lagi. Mobil atau mesin yang terbuat dari besi saja butuh istirahat, apalagi kita yang terbuat dari daging. Dalam satu minggu biasanya kita memiliki satu atau dua hari libur. Gunakanlah waktu libur itu dengan sebaik-baiknya untuk beristirahat, sehingga kita bisa menjadi lebih fresh pada saat kembali bekerja. Hari libur adalah hari untuk beristirahat, jadi nikmatilah hari libur kita dan jangan paksakan diri untuk bekerja. Ini mungkin hal kecil, tapi akan membawa pengaruh yang sangat besar di dalam kita bekerja.

6. Buatlah dream book untuk kesuksesan Anda.
Orang-orang sukses yang kita kenal pada saat ini kebanyakan juga membuat dream book. Membuat dream book (buku impian) sepertinya adalah hal sepele, namun itu bisa membawa perbedaan besar dalam hidup Anda. Dengan membuat dream book, kita bisa menulis apa tujuan, impian, sasaran, target dan hal-hal apa yang hendak kita capai. Dengan menuliskannya, atau bahkan memvisualisasikannya dengan gambar maupun foto, maka hal itu akan menjadi motivasi yang luar biasa bagi kita. Tempatkanlah dream book ini di depan meja kerja kita atau di tempat yang setiap hari dapat kita lihat. Dengan cara ini kita akan terus terpacu untuk mewujudkan impian dalam hidup kita.

Hal-hal kecil yang dilakukan secara serius bisa membuat perbedaan besar.

Anger Management #1

Setiap orang pernah marah, tak terkecuali di dunia kerja. Dengan mengekspresikan kemarahannya, maka akan diperoleh kelegaan atau terlepas dari sesuatu yang mungkin menghimpitnya. Namun perlu disadari juga, jika kemarahan yang kita ungkapkan tidak dengan cara-cara yang tepat, maka kemarahan itu bisa merusak dan mencelakakan diri kita sendiri. Bagaimana solusi tepat mengatasi kemarahan?

1. Marahlah untuk alasan yang benar-benar tepat.
Jangan sampai kita marah untuk alasan yang tidak masuk akal. Misalnya kita memberikan target yang tidak realistis lalu giliran target tersebut tidak tercapai kita marah besar. Atau kita sedang mengalami masalah di rumah, tapi kita melampiaskan emosi kita di tempat kerja. Tentu ini tidak fair. Marahlah dengan alasan dan porsi yang tepat.

2. Tahanlah kemarahan.
Sisi positif dari menahan kemarahan adalah bisa mencegah retaknya hubungan antara satu dengan yang lain, selain itu luka akibat konflik bisa dihindarkan. Namun sisi kelemahannya adalah kita bisa depresi atau stress jika memendam kemarahan itu amat sangat. Sebisa mungkin tahan emosi kita, namun jika harus disalurkan jangan sampai kemarahan kita berbuahkan dosa atau berlarut-larut, sebagaimana kata Alkitab, “Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

3. Tenangkan diri dan sedikit lebih rileks.
Menenangkan diri bisa dengan cara menarik nafas dalam-dalam dan menahan diri untuk berbicara sampai kemarahan yang ada di dalam diri kita berangsur-angsur mereda. Di saat seperti itu, tetaplah berpikir positif. Lebih baik lagi jika Anda bisa menguasai diri sambil berkata kepada diri sendiri, "Relaks; tenang aja; take it easy; tidak apa-apa kok." Dengan melatih diri untuk lebih rileks, tak perlu terjadi kemarahan yang tak terkendali dan berakibat destruktif (merusak), sehingga tidak ada pihak yang terluka.

Membiarkan amarah berlarut-larut sama dengan membiarkan dosa mendekat

Anger Management #2

4. Kembangkan sense humor.
Meski kemarahan selalu berhubungan dengan hal-hal serius, tidak jarang penyebabnya adalah hal-hal sederhana, sepele atau bahkan hal yang sangat lucu. Pada saat itulah kita perlu mengembangkan sense humor sehingga kita bisa mentertawakan keadaan atau mentertawakan diri sendiri.

5. Fokus pada solusi dan bukan pada hal-hal yang mengecewakan.
Apa yang kita lakukan, perasaan apa yang berkecambuk dalam hati kita, atau apapun juga yang kita alami akan tergantung dengan fokus kita. Jika kita fokus pada hal-hal yang mengecewakan seperti perlakuan menyakitkan, pengkhianatan, kecurangan, atau pelecehan yang kita terima, maka kita akan menjadi sangat marah. Namun jika kita fokus pada solusi, maka dengan sendirinya kemarahan itu akan mereda.

6. Mengubah kebiasaan marah kita.
Marah untuk sekali waktu rasanya normal-normal saja, namun jika kemarahan kita terlalu sering atau bahkan tiada hari tanpa marah, tentu ada yang tidak beres dalam diri kita. Biasanya itu sebagai akibat dari kebiasaan saja. Kita terbiasa marah, makanya hal-hal kecil yang sepele pun sudah cukup untuk membuat kita naik pitam. Kalau masalahnya seperti ini, kita perlu mengubah kebiasaan kita.

7. Biarkan Tuhan berdaulat penuh atas hidup kita.
Sepertinya cara ketujuh ini terlihat klise, namun sebenarnya cara ini justru memiliki hasil yang sangat efektif dalam mengelola kemarahan. Pada saat mengijinkan Tuhan memimpin hidup kita, bukan berarti kita menjadi manusia yang tidak bisa marah. Kita bisa marah, namun kemarahan kita akan sangat terkendali. Mintalah pimpinan dan penyertaan Tuhan senantiasa, sehingga hidup kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain gara-gara kemarahan kita.

Kemarahan lebih banyak ditentukan oleh diri Anda sendiri

Pindah Kerja

Setelah sekian lama bekerja di sebuah perusahaan, terbersit pikiran untuk pindah kerja. Tentu saja hal tersebut boleh-boleh saja, selama kita sudah mempertimbangkan sebelumnya dengan matang. Jangan sampai kepindahan kita justru membuat kemunduran-kemunduran dalam hidup kita. Kapan kita seharusnya memutuskan untuk pindah kerja? Alasan-alasan berikut harus menjadi pertimbangan Anda!

Satu, Anda butuh pekerjaan yang lebih menantang. Setelah bertahun-tahun berkutat dalam satu bidang pekerjaan, kadangkala kita merasa bosan dengan pekerjaan yang itu-itu saja. Kita butuh tantangan baru dalam pekerjaan kita. Kalau memang di tempat kerja kita yang sekarang potensi jadi mandeg, kita memang perlu pekerjaan yang lebih menantang dan yang bisa membuat kita berkembang.

Dua, mengharapkan gaji yang lebih tinggi. Tidak perlu munafik, kita semua ingin gaji yang lebih tinggi dari apa yang kita terima sekarang. Kalau memang gaji yang kita terima tidak sebanding dengan peran dan kontribusi kita dalam perusahaan, pindah kerja rasanya sah-sah saja. Namun adalah lebih bijak jika kita membicarakannya lebih dulu dengan atasan kita.

Ketiga, Anda ragu pekerjaan yang sekarang bukan pekerjaan yang Anda dambakan. Yang sangat ideal adalah bekerja di bidang yang sesuai dengan kemampuan kita. Hanya saja yang seperti ini tidak selalu terjadi. Ada kalanya kita harus bekerja di bidang yang sama sekali berbeda dengan bidang kita. Selama kita bisa mencintai pekerjaan tersebut, rasanya oke-oke saja. Tapi kalau kita sendiri kurang bisa menikmati pekerjaan kita, tentu saja pindah kerja ke bidang kerja yang kita minati bisa kita pertimbangkan. Kita sulit untuk bisa mengembangkan potensi diri dengan maksimal di bidang pekerjaan yang tidak kita minati, sebaliknyta potensi kita akan berkembang luar biasa kalau kita menemukan pekerjaan yang benar-benar kita dambakan.


Untuk pengembangan diri, ada kalanya kita harus berani meninggalkan zona kenyamanan kita

Pindah Kerja 2

Keempat, lingkungan kerja yang penuh tekanan. Tidak semua perusahaan memiliki lingkungan kerja yang nyaman. Ada kalanya kita harus menghadapi lingkungan kerja yang penuh dengan tekanan. Kita harus berhadapan dengan orang-orang yang menjengkelkan, atasan yang memberikan tekanan kelewat batas, dan persaingan yang tidak sehat. Sebisa mungkin kita mengatasi kendala-kendala tersebut agar kita bisa bekerja tanpa harus menjadi stres. Namun jika tekanan di tempat kerja tersebut sedemikian berat dan kita merasa sudah kewalahan, apa boleh buat, mencari tempat kerja yang baru boleh menjadi agenda pribadi kita.

Kelima, pekerjaan yang terlalu banyak menyita kehidupan kita. Ada perusahaan yang terlalu pelit mencari orang baru demi efisiensi, akibatnya orang-orang yang bekerja di dalamnya dibebani dengan tanggung jawab dan job description yang banyak. Jam kerja kita tambah panjang, setiap hari lembur, itupun kadangkala masih harus membawa pekerjaan untuk diselesaikan di rumah. Akibatnya kita terlalu letih dan waktu untuk keluarga menjadi berkurang atau bahkan tersita. Bagaimanapun juga waktu untuk keluarga jangan sampai terlantar hanya karena pekerjaan kita yang berlebih.

Keenam, Anda merasa sekarang waktunya untuk memulai usaha sendiri. Ada orang yang lebih cocok untuk menjadi seorang eksekutif atau bekerja dalam sebuah perusahaan, namun ada juga orang yang lebih cocok untuk memulai usaha sendiri karena orang tersebut memiliki jiwa entrepreneur. Jika memang kita sudah merasa bahwa sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk memulai usaha sendiri, meninggalkan pekerjaan kita yang lama tentu bisa kita lakukan. Tentu semuanya itu sudah dipertimbangkan dengan masak.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda berniat untuk pindah kerja? Apakah Anda sudah memikirkan masak-masak? Pertimbangan yang bijak akan membuat “langkah besar” yang kita ambil ini tidak keliru.

Bergeraklah dari tingkat baik (good) menjadi yang terbaik (great).

Atur Waktu

Jangan selalu berpikir bahwa orang sukses adalah orang yang super sibuk hingga sampai kekurangan waktu. Orang sukses adalah mereka yang bisa mengatur waktu dengan bijak hingga ia merasa 24 jam dalam sehari adalah waktu yang sangat cukup untuk menikmati pekerjaan, keluarga, hobi, dan hubungan dengan Tuhan. Jika dengan 24 jam sehari kita masih merasa kurang waktu, itu memberi indikasi bahwa kita belum bisa mengatur waktu kita dengan bijak. Pengelolaan waktu yang bijak sangat penting untuk memaksimalkan pekerjaan kita sehari-hari. Berikut ini ada tujuh teknik yang bisa membantu Anda mengelola waktu dengan lebih bijak.

Satu, buatlah skala prioritas. Susunlah skala prioritas yang tepat, yaitu dengan mendahulukan lebih dulu pekerjaan yang penting dan mendesak, kemudian pekerjaan yang mendesak meski tidak begitu penting, dilanjutkan dengan pekerjaan yang penting dan tidak mendesak. Prioritas terakhir adalah pekerjaan yang tidak penting dan juga tidak mendesak.

Dua, kelompokkanlah aktivitas-aktivitas yang berkaitan untuk menghemat waktu. Cara ini sangat efektif agar kita tidak boros waktu atau membuang waktu dengan percuma.

Ketiga, bagilah pekerjaan besar menjadi tugas-tugas kecil, ini akan membuat pekerjaan kita terlihat lebih mudah untuk diselesaikan.

Keempat, buatlah dead-line untuk setiap pekerjaan kita. Dengan cara ini kita akan selalu terpacu untuk lebih mendisplin diri menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Kelima, jangan mengerjakan beberapa tugas sekaligus, sebaliknya kerjakanlah satu per satu. Ini akan membuat kita kebih konsentrasi, waktu pun bisa lebih dihemat.

Keenam, selesaikanlah pekerjaan kita sampai tuntas. Jika tidak tuntas, suatu saat kita pasti akan meluangkan waktu yang lebih banyak untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai tersebut.

Ketujuh, lakukanlah sekarang dan jangan menundanya. Jika kita menundanya, kita tetap saja harus menyelesaikan pekerjaan tersebut, plus bunga penundaannya! Akibatnya, waktu kita akan lebih boros lagi. Jadi, bijak-bijaklah mengatur waktu.

Bukan masalah waktu 24 jam sehari yang kurang, tapi cara mengelola waktu yang kurang bijak.

Mengambil Keputusan

Setiap hari kita dihadapkan dengan keadaan yang menuntut kita untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan dengan asal saja sebab keputusan kita saat ini akan mempengaruhi hidup kita di waktu yang akan datang. We can not change our past, but we can change our future with what we decide today. Itu sebabnya kita perlu mengambil keputusan bijak yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika saat ini Anda berada di persimpangan jalan, hal-hal berikut bisa Anda pertimbangkan bagaimana mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Satu, libatkan Tuhan di dalam setiap keputusan kita. Mengapa? Meski kita bisa menentukan, tapi Tuhanlah penentu dari setiap keputusan (Amsal 16:9). Jika kita terlalu mengandalkan pemikiran kita sendiri dan tidak melibatkan Tuhan di dalamnya, kemungkinan besar keputusan yang kita buat akan keliru. Bagaimana kita tahu kehendak Tuhan dalam keputusan yang hendak kita ambil? Milikilah kepekaan dengan suara Tuhan. Hal ini hanya kita dapat jika kita memiliki persekutuan yang intim dengan-Nya setiap hari.

Dua, jangan takut untuk mengambil keputusan. Beberapa orang takut mengambil keputusan, akibatnya bukan kita yang mengambil keputusan tapi keadaanlah yang memberikan keputusan bagi kita. Ini kesalahan yang sangat fatal. Jika kita sudah memohon petunjuk Tuhan, buatlah keputusan dan yakinilah bahwa itu keputusan yang terbaik.

Ketiga, milikilah hikmat dalam mengambil keputusan. Jangan ambil keputusan secara emosional, tapi gunakanlah pertimbangan yang masak. Dengan pertimbangan yang matang kita mampu berpikir secara rasional dan menghitung plus minus dari setiap keputusan yang hendak kita ambil. Milikilah hikmat Tuhan dan kita pun jadi lebih bijak dalam mengambil keputusan dan melangkah. Dengan demikian keputusan yang kita ambil adalah benar-benar sesuai dengan kehendak Tuhan bagi hidup kita. Jangan takut buat keputusan selama kita menggunakan hikmat Tuhan dan melibatkan Tuhan.

We can not change our past, but we can change our future with what we decide today.

Stop Manja!

Orang-orang yang sukses meniti karir adalah mereka yang memiliki mentalitas pemenang. Sudah bukan rahasia lagi kalau perusahaan akan mencari orang-orang yang tangguh, bukan orang-orang yang rewel maupun manja di tempat kerja. Itu sebabnya stoplah sikap manja di tempat kerja, karena sikap itu tidak akan pernah membawa kita naik lebih tinggi. Sikap manja seperti apa saja yang harus kita hilangkan?

Satu, mengeluh. Tiada hari tanpa keluhan. Masalah kecil saja sudah cukup untuk membuka mulutnya mengungkapkan keluhan. Mengeluh karena pekerjaan yang sedikit lebih berat dari biasanya. Mengeluh karena harus lembur. Mengeluh karena rapat yang selesai molor. Mengeluh karena ruang kerja yang sedikit panas, dll. Ingat, mengeluh tidak serta merta membuat orang lain merasa kasihan kepada kita, justru keluhan itu menimbulkan kejengkelan, sekaligus menunjukkan betapa rapuhnya kita.

Dua, tidak mandiri. Ada beberapa orang yang tidak pernah mandiri dalam bekerja. Selalu bergantung kepada orang lain. Selalu minta tolong ini itu. Lebih parah lagi, tidak pernah bisa mengerjakan tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Bagaimana kita bisa sukses kalau sikap kita di tempat kerja seperti itu? Belajarlah untuk mandiri.

Tiga, selalu mendramatisir keadaan. Selalu menunjukkan bahwa dialah orang yang paling menderita karena menerima pekerjaan yang paling berat. Masalah kecil pun dibesar-besarkan untuk menunjukkan bahwa hanya dia seorang yang perlu dikasihani. Tentu kebiasaan mendramatisir keadaan justru membuat kita tidak pernah dipercaya untuk hal yang lebih besar. Bagaimana bisa dipercaya untuk hal yang lebih besar kalau masalah-masalah kecil saja ia tidak mampu menangani? Empat, selalu minta dimaklumi. Minta dimaklumi kalau sampai terlambat di tempat kerja, alasannya klasik, mulai dari anak yang rewel sampai jalanan yang macet. Minta dimaklumi kalau pekerjaan belum selesai karena seribu satu alasan. Minta dimaklumi karena ini itu. Stop manja di tempat kerja!

Milikilah mentalitas pemenang, bukanlah mentalitas yang manja.

Entrepreneur Sejati 1

Apakah Anda seorang yang berjiwa entrepreneur sejati? Untuk melihat apakah benar demikian, Anda bisa melakukan introspeksi diri apakah Anda sudah memiliki kualitas entrepreneur sejati seperti di bawah ini. Untuk memudahkan mengingat, saya membuat kualitas entrepreneur sejati tersebut berdasarkan abjad, yang saya sebut dengan A-Z kualitas entrepreneur sejati!

Adaptasi, respon yang cepat untuk berubah.
Perubahan adalah hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Jika kita memiliki kemampuan untuk beradaptasi, maka kita tidak begitu kesulitan membaca perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan bagaimana menyikapi perubahan-perubahan itu dengan kreatif.

Berani, kesediaan mengambil resiko gagal.
Hidup ini mengandung resiko, bahkan bagian hidup yang terkecil sekalipun memiliki resikonya sendiri. Seorang entrepreneur sejati akan berani mengambil resiko demi mencapai kesuksesan yang lebih besar, tentu saja dengan pertimbangan yang matang.

Commit, kesungguhan adalah syarat mutlak.
Segala hal yang dilakukan dengan serius pasti akan membuahkan hasil, sebaliknya jika tidak ada kesungguhan hati, hasilnya tidak akan maksimal atau bahkan gagal total. Ingatlah bahwa tidak ada kesuksesan yang bisa diraih dengan pengorbanan yang setengah, niat yang setengah, semangat yang setengah. Komitmen dan totalitaslah yang bisa mewujudkannya.

Dinamis, anti kemapanan dan berani melakukan hal yang baru.
Mereka yang ingin menjadi entrepreneur sejati harus dinamis, kreatif, dan penuh inovasi. Pendek kata, harus anti kemapanan dan menciptakan hal-hal yang baru. Melakukan hal ini adalah tantangan tersendiri, meski demikian entrepreneur sejati akan menikmatinya.

Etos Kerja Positif, menolak bermanja-manja di tempat kerja.
Etos kerja positif berarti kita memiliki kedisiplinan diri. Memiliki kesediaan untuk bekerja keras dan menangani pekerjaan yang berat. Tidak “cengeng” dan mengasihani diri secara berlebihan ketika menghadapi kesulitan.

Banyak orang mengaku dirinya seorang entrepreneur, tapi sedikit yang benar-benar entrepreneur sejati.

Entrepreneur Sejati 2

Fokus, melakukan satu pekerjaan seolah-olah tidak ada pekerjaan yang lain. Saya tertarik dengan sebuah pernyataan yang berbunyi seperti ini, “Seandainya kita mengejar dua ekor kelinci sekaligus, keduanya pasti lolos.” Mengapa? Karena kita kehilangan fokus! Barangkali kita bisa belajar dari prinsip tersebut soal memfokuskan diri.

Go to Success, kesediaan pergi untuk meraih kesuksesan.
Jangan pasif tapi aktif. Jangan menunggu kesempatan, tapi kitalah yang harus mencari kesempatan, dan kalaupun kita tidak menemukannya, kita harus berani menciptakannya.

Humor, kemampuan untuk enjoy saat bekerja.
Ruang kerja bukanlah penjara, ruang kerja adalah tempat kita melakukan pekerjaan dengan cinta. Sense humor tidak membesar-besarkan masalah, namun tidak juga meremehkan masalah, melainkan melihat masalah dengan sudut pandang yang tepat.

Idealisme, memiliki idealisme yang diimbangi realitas.
Tanpa idealisme, kita tidak akan maju dan akan berhenti membuat inovasi. Meski demikian, jangan sampai idealisme yang kita miliki justru menjadi bumerang bagi diri kita sendiri, itu sebabnya idealisme kita harus diimbangi oleh realitas.

Jujur, memiliki kualitas yang bisa dipercaya.
Di tengah jaman yang bengkok seperti ini kejujuran adalah sikap langka. Meski demikian kita harus memiliki kejujuran. Jika kita ingin dipercaya oleh relasi kita, atau oleh Tuhan.

Kompentensi, memiliki pengetahuan atas bidang yang digeluti.
Jadilah entrepreneur yang unggul dan andal. Kuasailah bidang pekerjaan yang kita geluti dengan lebih dalam dan detail. Jangan hanya sekedar bisa, tapi kita harus benar-benar ahli di bidang kita. Ingat yang bisa itu banyak, tapi hanya sedikit yang benar-benar ahli.

Learning Experience, kesediaan untuk belajar dari kesalahan.
Setiap orang pernah membuat kesalahan. Hanya saja yang membedakan adalah beberapa orang belajar dari kesalahannya tersebut, sementara yang lain tidak. Sebagai seorang entrepreneur sejati, kita harus bisa belajar dari kesalahan tersebut, sehingga kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama dan tentu saja menjadi lebih baik lagi.

Entrepreneur sejati mengedepankan karakter untuk mencapai kesuksesan.

Entrepreneur Sejati 3

Money, bijak mengatur keuangan.
Banyak entrepreneur bangkrut hanya gara-gara tidak bijak mengatur keuangannya. Yang paling sering adalah mencampuradukkan antara uang perusahaan dan uang pribadi. Meski kita berhak penuh atas uang tersebut, bukan berarti kita menggunakan dengan sembrono.

Never Give Up, berani bangkit saat gagal.
Lebih berharga mencoba sesuatu dan gagal daripada tidak mencoba sama sekali dan berhasil. Hasilnya mungkin sama, tetapi Anda tidak akan demikian. Kita selalu bertumbuh melalui kekalahan-kekalahan daripada kemenangan-kemenangan.

Optimisme, miliki sikap yang positif.
Kita harus yakin bahwa kesuksesan besar selalu lahir dari iman. Dengan sikap yang optimis kita bisa melihat tantangan sebagai kesempatan untuk melakukan terobosan baru, seperti kita mengarahkan pandangan kita pada kue donat bukan pada lobangnya.

Perfeksionisme, hasrat untuk mencapai yang lebih baik.
Milikilah hasrat untuk menjadi yang terbaik dan hebat (great), bukan hanya sekedar baik (good). Jika kita tidak berani mencapai yang terbaik, kita hanya berada di kelas rata-rata dan memiliki kualitas rata-rata tidak akan pernah membuat kita jadi entrepreneur sukses.

Quiet, bersikap tenang saat bencana atau masalah datang.
Berhentilah mengeluh apalagi panik saat segala sesuatu tidak berjalan sempurna dan tidak seperti yang kita harapkan. Jika kita tenang, kita bisa berdoa dan berpikir jernih, hingga kita bisa mengambil keputusan yang bijak untuk mengatasi masalah tersebut.

Respect, belajar menghargai diri sendiri dan orang lain.
Sebagaimana kita ingin diperlakukan, perlakukanlah orang lain seperti itu. Hargai diri kita, relasi kita, staf atau karyawan kita, dan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Sasaran, memiliki visi yang jelas dan perencanaan yang terarah.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh entrepreneur adalah bermimpi dan merencanakan secara terarah bagaimana mewujudkan mimpinya tersebut. Adanya sasaran yang jelas membuat kita selalu fokus dan bersemangat dalam mencapai kesuksesan.

Pengelolaan uang yang bijak menjadi salah satu kunci keberhasilan entrepreneur.

Entrepreneur Sejati 4

Tanggap, memiliki kepekaan, waspada dan hati-hati.
Kita harus pintar-pintar membaca situasi. Tingkatkan kewaspadaan yang sehat dan jangan mengambil keputusan penting dengan gegabah atau sembrono. Ketika perubahan terjadi, kita harus tanggap dan meresponi dengan tepat.

Ulet, memiliki ketekunan yang teruji.
Banyak orang lupa bahwa keuletan dan ketekunanlah yang akan menentukan apakah kita bisa meraih kesuksesan. Sikap ulet berarti tidak mudah mudah dipatahkan, seperti bola karet yang tidak akan pernah bisa ditenggelamkan, melainkan selalu muncul ke atas lagi.

Value, memiliki nilai-nilai dalam hidup dan karakter yang kuat.
Bekerja tidak hanya soal untung rugi belaka, masih ada nilai-nilai hidup seperti kejujuran, ketulusan, moralitas dan kebaikan yang perlu dikedepankan. Kesuksesan sejati tidak akan pernah dibangun dengan kecurangan, kelicikan atau cara-cara yang kotor.

Wawasan, memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Kita dihadapkan dengan dua pilihan, bertumbuh atau mati. Mereka yang tidak mau bertumbuh dalam arti mau menggali potensi diri, meningkatkan skill, pengetahuan, dan wawasan yang luas akan mati dengan sendirinya. Jadilah entrepreneur yang open minded!

X’tra, kemauan untuk memberi nilai tambah.
Prinsipnya sederhana, semakin kita bekerja lebih keras, lebih ulet, lebih kreatif, lebih inovatif dan lebih cerdas, semakin besar juga kesuksesan yang kita dapatkan.

You Can!, percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.
Jangan mau dibatasi dengan apapun juga, termasuk oleh kemustahilan sekalipun, sebab di dalam Tuhan kita diberi kuasa untuk mengalami kehidupan yang penuh mujijat. Ingatlah Anda pasti bisa!

Zero, menyadari bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa di luar Tuhan.
Jangan sombong, tanpa Tuhan kita bukanlah siapa-siapa dan tidak bisa berbuat apa-apa. Semakin Tuhan membawa kita naik, sudah seharusnya kita semakin rendah hati. Semakin kecil peran kita, semakin besar peran Tuhan dalam hidup kita.

Entrepreneur Kristen sudah seharusnya menghadirkan Tuhan di dalam segala usahanya.

Be Your Self!

Kita sering mendengar kalimat populer “Be Your Self!”, apa yang ada di benak kita ketika mendengar kalimat tersebut? Apakah arti menjadi diri sendiri? Banyak orang mengartikan kalimat be your self dengan pemahaman yang keliru. Indiyati Oetomo, International Director of John Robert Powers berkata bahwa be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri bisa positif, tapi bisa juga negatif. Ada orang yang berprinsip, saya adalah saya, mau diterima ya begini, nggak mau ya sudah. Akhirnya, justru sisi negatiflah yang menonjol.

Menurut pemahaman saya, kalimat be your self atau menjadi diri sendiri berbicara tentang 3 hal penting tentang diri kita.

Yang pertama, menjadi diri sendiri berarti mengenal diri kita dengan benar. Kita harus tahu persis seperti apa diri kita di hadapan Tuhan. Kita harus tahu bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang mulia, berharga dan diciptakan dengan tujuan yang jelas. Kita harus tahu apa kelebihan kita dan apa kelemahan kita. Kegagalan yang paling fatal adalah di saat kita gagal mengenal siapa diri kita sendiri dengan benar.

Yang kedua, menjadi diri sendiri berarti kita berani mempertahankan keunikan yang ada pada diri kita. Sayangnya banyak orang justru ingin menjadi imitasi daripada original. Buktinya banyak orang selalu meniru-niru orang lain. Dalam dunia bisnis, meniru kesuksesan orang lain adalah hal yang positif, tapi itu bukan berarti kita meninggalkan keaslian atau keunikan yang ada pada diri kita. Ingatlah bahwa Tuhan menciptakan kita unik dan berbeda dari yang lain supaya kita mempertahankan keunikan kita. Alangkah bijaknya jika kita menggunakan keunikan kita tersebut sebagai salah satu modal untuk mencapai kesuksesan.

Yang ketiga, menjadi diri sendiri berarti kita memaksimalkan keunikan yang ada pada diri kita. Tentu keunikan dalam konteks ini adalah keunikan secara positif. Misalnya kita memiliki cara berpikir yang kreatif, pembawaan diri yang kreatif dan cara kerja yang kreatif, yang berbeda dari kebanyakan orang, lalu maksimalkanlah itu. Berani tambil beda, mengapa tidak? Be your self!

Be your self tidak hanya cukup menjadi diri sendiri, melainkan memaksimalkan keunikan positif diri kita.

Karunia Bisnis

Cara pandang akan menentukan sikap. Sikap akan menentukan tindakan. Tindakan akan menentukan hasil. Jika kita melihat dunia bisnis dengan cara yang negatif, maka hasilnya juga negatif. Sebaliknya jika kita melihat dunia bisnis dengan cara yang positif, maka hasilnya juga positif. Bagaimana kita melihat dunia bisnis? Meski identik dengan kecurangan, kelicikan, persaingan yang tidak sehat, dsb, tidak selalu dunia bisnis seperti itu. Lihatlah bisnis dengan kacamata yang positif! Ada tiga karunia bisnis yang perlu kita syukuri.

1. Aktualisasi diri dan penghargaan.

Setiap orang butuh aktualisasi diri dan butuh kesempatan untuk mengembangkan potensi diri yang telah Tuhan percayakan. Kedua hal ini membuat hidup kita menjadi berarti. Di dalam dunia bisnis inilah banyak potensi di dalam diri kita bisa tergali dan berfungsi. Tidak hanya itu, setiap prestasi yang bagus akan mendapatkan sebuah penghargaan yang akan membuat seseorang yang menerimanya merasa bahwa keberadaannya di dunia bisnis ini sangatlah berdampak dan positif.

2. Kemakmuran.

Dunia bisnis adalah sarana aktualisasi diri sekaligus tempat untuk kita mendapatkan penghasilan atau kemakmuran. Tuhan akan memberkati dan memelihara hidup kita di dalam dunia bisnis atau di dalam pekerjaan yang kita geluti. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah memberkati orang yang hanya bermalas-malasan saja.

3. Ladang Pelayanan.

Dunia bisnis adalah ladang pelayanan yang perlu kita garap. Pelayanan yang paling efektif adalah pelayanan di dunia kerja, karena 80% dari seluruh manusia berada di dunia kerja dan sepertiga waktu manusia juga dihabiskan di dunia kerja. Lihatlah bisnis sebagai ladang pelayanan yang perlu kita garap dengan serius, sehingga hidup kita menjadi garam dan terang bagi dunia pekerjaan kita.

Dunia bisnis adalah ladang pelayanan yang sangat efektif untuk digarap dan dituai.

Senin, 16 Juni 2008

Bisa Dipercaya

Siapa yang tak ingin menjadi orang yang dipercaya? Siapa yang tak suka menjadi orang kepercayaan Sang Big Boss? Orang yang ingin meningkatkan karirnya selalu ingin menjadi orang yang dipercaya. Masalahnya menjadi orang yang dipercaya bukanlah hal yang mudah. Lamanya kita bekerja, kepandaian kita, gelar ijazah kita, atau pengalaman kerja kita belumlah cukup untuk menjadikan kita orang yang dipercaya. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi orang kepercayaan atasan kita?

Satu, milikilah integritas. Kepercayaan dan integritas adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa integritas jelas kita tidak akan dipercaya. Integritas berarti memiliki karakter yang baik. Di jaman ini, karakter yang baik tetap jadi modal utama agar kita bisa dipercaya. Dua, milikilah komitmen yang kuat. Tanpa komitmen, jelas kita tidak dipercaya. Bagaimana mungkin seorang atasan akan mempercayakan hal yang lebih besar kepada orang yang bermalas-malasan dalam bekerja?

Ketiga, jadilah orang yang berkompeten. Kompetensi artinya memiliki kualitas unggul dan andal. Tingkatkan terus kinerja kita. Gali potensi diri dan munculkan ide serta gagasan-gagasan baru. Orang yang berkompetensi biasanya menjadi kontributor utama dalam sebuah perusahaan. Itu sebabnya orang yang memiliki kompetensi akan selalu diprioritaskan dan dipercaya.

Keempat, miliki tanggung jawab. Maukah Anda memberi kepercayaan kepada orang yang tak bertanggung jawab? Jelas tidak! Bertanggung jawab adalah syarat mutlak agar kita bisa dipercaya. Jika kita masih diberikan tanggung jawab yang kecil, jangan meremehkan atau malah berputus asa. Kerjakan itu dengan sebaik-baiknya. Percayalah, jika kita bisa dipercaya dengan tanggung jawab kecil, pasti kita akan diberi tanggung jawab yang lebih besar. Ini sejalan dengan prinsip Alkitab yang mengajak kita untuk setia dalam perkara kecil karena dari situlah akan lahir perkara-perkara yang lebih besar.

Salah satu ciri orang sukses adalah bisa dipercaya

Starting Over with Handel

George Frederick Handel mungkin adalah komponis yang namanya tidak seterkenal Mozart atau Beethoven. Namun Anda semua pasti mengenal lagu ‘Halleluyah’, atau lebih tepatnya opera ‘The Messiah’. Lagu ini adalah masterpiece Handel. Seorang penulis biografi Handel menulis, "karya tersebut akan tetap menjadi karya terbesar dalam sejarah penggubahan lagu/musik. Mungkin untuk selamanya".

Handel sebenarnya sudah mulai terkenal sejak usia 8 tahun. Sejak usia itu ia sudah mahir bermain organ dan pernah tampil di depan Pangeran Frederick III dari Berlin. Bahkan kota-kota besar di Eropa juga pernah disambanginya. Namun nama besar bukanlah jaminan. Karena situasi, Handel kehabisan uang, nyaris bangkrut dan antusias penonton tak lagi berpihak padanya. Itu makin diperparah oleh kesehatannya yang semakin memburuk (terkena stroke hingga tangan kanannya lumpuh). Meski akhirnya bisa disembuhkan, Handel memutuskan untuk pensiun dari dunia musik yang telah membesarkannya.

Empat bulan setelah konser perpisahannya, seorang bernama Charles Jennings memberikan sebuah buku musik kepada Handel. Buku itu ditulis berdasarkan kehidupan Yesus. Tak disangka ternyata buku itu mampu mengubah hidup Handel. Ia pun menulis karya-karyanya lagi. Kreativitasnya mengalir terus menerus selama 21 hari tanpa henti dan dalam waktu tiga minggu itu, ia berhasil merampungkan ‘Messiah’ setebal 260 halaman, dengan bobot karya yang tak tertandingi.

Nama besar Handel sempat menjadi contoh sebuah kegagalan. Namun itu bukanlah penghambat untuk seseorang kembali bangkit dan menjadi sukses. Gagal bukanlah aib, kita bisa berkali-kali gagal, namun apakah kita bisa bangkit lagi atau tidak itu intinya. Mungkin sekarang kita sedang terpuruk akibat sesuatu yang kita lakukan atau alami. Namun dari situ, bukan mustahil akan muncul karya masterpiece kita. Asalkan kita berani untuk memulai lagi dan siap menanggung risiko, sukses tentu akan bisa diraih.

Senin, 09 Juni 2008

Hidup Ini Pilihan

Orang-orang Yahudi pernah mengalami masa mengerikan yang tak akan terlupakan begitu saja dalam ingatan mereka. Menjadi tawanan di kamp-kamp maut Nazi Jerman! Salah satu diantaranya adalah Victor Frankl yang menerima aniaya, penghinaan dan siksaan yang tak terkatakan lagi. Semua keluarganya sudah tewas saat dikirim ke kamar gas. Sementara itu, Frankl sendirian dalam kelaparan dan ketelanjangan. Rasanya tidak ada harapan lagi yang masih tersisa. Ia pun larut dalam keputusasaan dan seolah hidupnya sudah berakhir sampai di situ.

Sampai pada suatu Frankl sadar bahwa ia sebenarnya bisa menentukan pilihan. Akhirnya ia memilih untuk “bebas” meski dalam penjara daripada memilih jiwanya terkukung dalam penjara Nazi. Ia menjadi inspirasi bagi tawanan di sekitarnya, bahkan ia menolong orang lain menemukan makna penderitaan mereka dan martabat mereka dalam keberadaan mereka di penjara. *

Hidup adalah pilihan. Dan pilihan kita itulah yang akan menentukan menjadi seperti apa kita. Sekali lagi, bahwa bukan apa yang terjadi dalam kehidupan kita, melainkan apa pilihan hidup kita. Saat orang terdekat harus pulang ke pangkuan Bapa, kenyataannya memang kesepian dan merasa kehilangan, alasan yang bagus untuk berlarut-larut dalam kesedihan. Tapi kita juga bisa memilih untuk mengakhiri dukacita kita dan percaya bahwa ia sekarang sudah berada dalam kerajaan surga.

Saat usaha kita bangkrut, kenyataannya memang memahitkan hati, tapi kita bisa memilih untuk bangkit dan berusaha lagi. Saat kita dikhianati, kenyataannya memang sakit, tapi kita bisa memilih untuk melepaskan pengampunan. Saat kita difitnah dan digosipkan, kenyataannya memang nama kita tercoreng, tapi kita tetap bisa memilih untuk mengabaikan kabar bohong itu dan membiarkan kebenaran akan muncul dengan sendirinya.

Ada kalanya Anda mengalami masa-masa yang sulit dan pahit, tapi ada kabar baik bagi Anda : Anda tetap bisa memilih! Anda bisa memilih untuk sukses maupun gagal. Hidup atau mati. Berkat atau kutuk. Sukacita atau dukacita. Mengasihi atau membenci. Optimis atau pesimis. Positif atau negatif. Bebas atau terikat. Bukan situasi yang menentukan hidup kita, tapi pilihan kita.

Dalam situasi sesulit apapun, Anda tetap bisa memilih untuk sesuatu yang baik.

Luka Akibat Pengkhianatan

Kita masih bisa tahan seandainya ditipu dan diperlakukan secara licik oleh musuh. Kita masih bisa sabar dengan berita miring tentang kita akibat iri hati dan fitnah. Kita masih bisa tersenyum seandainya harus berhadapan dengan si gunung berapi yang meledak dalam kemarahan tanpa alasan. Meski jengkel, kita masih bisa menahan diri dengan perlakuan tidak adil yang kita terima. Kita masih bisa bersabar dengan semuanya itu. Namun soal pengkhianatan atau pemberontakan yang dilakukan oleh orang yang begitu dekat dengan kita? Ini hal yang paling menyakitkan!

Bisa membayangkan seandainya orang yang kita percayai, atau orang yang sudah begitu dekat dengan kita melakukan pengkhianatan yang berujung pada pemberontakan? Sakit, itu pasti. Rasa kecewa, tak bisa disangkal lagi. Geram, yah... itu perasaan yang bisa dimaklumi. Memang tidak ada yang lebih menyebalkan selain pengkhianatan dan pemberontakan. Mengapa? Karena pengkhianatan dan pemberontakan selalu dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita.

Tanyakan kepada Simson yang cintanya dikhianati Delila.
Tanyakan kepada Yusuf yang dikhianati oleh saudara-saudaranya.
Tanyakan kepada Uzia, yang dikhianati oleh Daud, rajanya sendiri. Pengkhianatan demi menutupi skandalnya dengan Batsyeba.
Tanyakan kepada Daud yang dikhianati oleh Absalom, anaknya sendiri.
Tanyakan kepada Yesus yang dikhianati oleh Yudas dengan ciuman.

Tak ada yang menyangkal bahwa pengkhianatan meninggalkan sakit dan luka yang mendalam. Kita pernah mengalaminya, dan sampai sekarang luka itu belum mengering. Tak bisa dipungkiri, bahwa terkadang terbersit sebuah keinginan untuk melakukan aksi balas. Biar impas dan setimpal dengan luka yang kita rasa. Rasanya kita perlu belajar dari Yesus soal mengatasi pengkhianatan ini. Tidak ada obat yang lebih mujarab untuk mengatasi luka akibat pengkhianatan selain kasih. Bukankah kita tahu bahwa Yesus sudah mengampuni pengkhianatan Yudas bahkan jauh sebelum murid yang satu ini menjual Dia? Kalau sampai hari ini luka hati kita masih menganga akibat pengkhianatan, tak ada pilihan lain kecuali kita mau mengasihi dan melepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita. Kasih adalah jawaban.

Lepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita.

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Setiap manusia memiliki banyak keinginan. Anda memiliki keinginan. Saya juga manusia dengan banyak keinginan. Saya ingin rumah yang mewah ala eropa. Saya ingin mobil yang lux, yang suka mencuri perhatian banyak orang. Saya ingin memiliki deposito yang lebih dari cukup. Saya ingin memiliki lima kartu kredit sekaligus, untuk membuat dompet semakin tebal saja. Saya ingin ini itu. Berbicara tentang keinginan, rasanya tidak akan pernah ada habisnya.

Saya berdoa untuk semua keinginan saya, dan saya melihat betapa bijaknya Tuhan. Ia tidak memenuhi keinginan saya. Lupakan rumah mewah, mobil keren, deposito yang menggunung dan semuanya. Bukan tipe Tuhan untuk memenuhi semua hal yang kita inginkan. Mengapa? Karena ada kalanya keinginan kita justru menjadi jerat bagi diri kita sendiri pada akhirnya. Kita menjadi sombong. Merasa diri hebat. Lupa diri, lupa daratan. Bukankah itu sikap yang justru akan menghancurkan diri kita sendiri?

Benar, Ia tidak selalu memenuhi keinginan kita, tapi yang pasti, Ia selalu mencukupi kebutuhan kita. Ia buktikan itu kepada bangsa Israel saat mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Ia tidak selalu memberikan apa yang bangsa Israel inginkan, tetapi Ia selalu menyediakan apa yang mereka butuhkan. Bangsa Israel butuh makan, maka Tuhan mengirim manna dan burung puyuh selama 40 tahun tanpa berhenti! Bangsa Israel butuh pakaian dan kasut, maka Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak robek dan bisa terus dipakai selama puluhan tahun.

Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan kebutuhan. Sebagai orang tua yang memiliki anak, kita sering berurusan dengan keinginan anak yang tak ada habisnya. Sebagai orang tua bijak, apakah kita akan selalu memenuhi semua keinginan anak hanya untuk menunjukkan kasih sayang kita? Tentu saja tidak bukan? Tapi yang pasti kita akan selalu tahu apa yang menjadi kebutuhannya dan kita akan selalu mencukupinya. Kebenaran inilah yang membuat iman saya terus terpaut kepada Tuhan saat harus melewati masa-masa “padang gurun”. Saat menghadapi masa-masa sulit itulah saya merasakan betapa Tuhan selalu memelihara, mencukupi, menolong dan melakukan yang terbaik buat saya. Benar, tidak semua keinginan saya terpenuhi, tapi bersyukur karena semua kebutuhan saya dicukupinya.

Tak selalu Ia memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Ia selalu mencukupi apa yang kita butuhkan.

God is My Boss

Jesus is my Boss. Judul yang asyik sekaligus menarik. Mengingatkan kepada kita, bahwa di dalam Alkitab, Tuhan beberapa kali digambarkan sebagai seorang pengusaha atau pemilik, dengan kata lain, Tuhan juga adalah sosok Bos yang sempurna. Dari hal ini kita bisa belajar meneladani bagaimana cara kita bertindak dalam dunia kerja seperti yang Bos kita di surga melakukannya.

Bos kita rajin bekerja. Bos kita tidak hanya duduk santai di singgasanaNya saja, sebaliknya sampai detik ini Ia terus bekerja. Mengatur jagat raya, menjaga kelangsungan alam dan selalu menyatakan pemeliharaan serta pertolonganNya bagi kita. Jika Bos kita di surga bekerja, sudah seharusnya kita juga bekerja. Bekerja, tanpa harus kecanduan kerja. Tahu waktu untuk istirahat, karena Bos kita juga beristirahat setelah enam hari menciptakan alam ini. Itu juga berarti bahwa Bos kita pakarnya me-manage waktu, kitapun harusnya bisa mengatur dan memprioritaskan waktu dengan baik.

Bos kita memiliki sikap positif yang sempurna. Ia tidak pernah menyerah. Lihat saja perumpamaan tentang seorang gembala yang kehilangan satu dombanya atau seperti seorang perempuan yang kehilangan satu keping uang yang dimilikinya. Tak akan menyerah sebelum yang hilang ditemukan! Bukankah dalam bekerja sudah seharusnya kita ulet, optimis, tak kenal menyerah, dan memiliki semangat kuat?

Bos kita sangat bijak dan sangat adil dalam setiap keputusanNya. Bos kita tidak pernah bekerja sendiri, Ia selalu bermitra dengan kita menjadi satu tim. Bos kita tidak pernah sewenang-wenang, bahkan pekerja yang masuk jam 5 sore pun diberi upah sehari kerja. Bos kita tidak menggelapkan pajak, Yesus sudah memberi contoh yang jelas soal itu. Bos kita tidak pernah berbuat curang. Ia jujur, bahkan untuk dosa sekecil apapun, Ia tidak pernah kompromi.

Kita ingin sukses? Mari teladani Bos kita. Jadilah pebisnis atau pemimpin yang bijak dan adil. Bangunlah sebuah tim yang kuat untuk mencapai kesuksesan bersama. Jangan bertindak sewenang-wenang dengan bawahan kita, hormati mereka, sebab tanpa mereka kita tidak akan bisa sukses. Bekerjalah dengan jujur, tidak curang dan mengedepankan integritas!

Teladanilah Bos kita di surga dalam dunia kerja.

Semut

Semut termasuk binatang yang kecil dan lemah. Namun yang unik adalah melihat kenyataan bahwa semut termasuk salah satu binatang yang survive di tengah seleksi alam yang terus terjadi. Tak hanya itu, semut juga memiliki cara kerja yang sangat hebat, hingga Salomo sampai pebisnis modern menganjurkan agar kita belajar dari semut. Apa yang bisa kita pelajari dari semut?

  1. Semut adalah binatang yang sangat rajin. Kita tidak akan pernah melihat semut yang bengong sendirian. Kalau ada semut yang tidak bergerak, bisa dipastikan itu adalah semut mati. Semut adalah binatang yang rajin dan selalu bergerak ke sana ke mari untuk bekerja. Tak heran kalau semut tak pernah mati kelaparan. Apakah kita juga bekerja dengan rajin seperti semut?
  2. Semut adalah binatang yang tak pernah menyerah. Tak kenal menyerah adalah sifat khas semut. Kalau tidak percaya, lakukanlah percobaan ini. Tangkaplah seekor semut, lalu cobalah untuk meletakkan sesuatu untuk merintangi langkahnya. Saat melihat jalan di depannya ada hambatan, semua tidak akan duduk termenung, meratapi nasib yang malang dan pulang dengan rasa kecewa. Semut akan berusaha dengan segala cara untuk melewati hambatan itu. Bisa lewat atas, lewat bawah, lewat jalan memutar, bahkan kalau perlu bersama dengan semut-semut yang lain akan memindahkan rintangan tersebut!
  3. Semut adalah binatang yang mandiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Amsal 6:7 menulis, biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya... Meski tidak ada yang mengawasi, semut akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukankah kita yang hanya bekerja kalau diawasi atasan atau bos harusnya malu melihat kenyataan ini?
Semut adalah tim yang luar biasa. Mereka sangat ahli dalam menyampaikan informasi, sehingga tak perlu heran kalau dimana ada satu makanan, ribuan semut tiba-tiba sudah mengerumuninya. Semut punya tim yang hebat, sehingga dengan kerja sama yang baik, mereka bahkan bisa mengangkat makanan yang beratnya berkali lipat dari berat badannya. Adakah kita bisa belajar dari semut tentang membangun tim yang sukses?

Memelihara Tanggung Jawab

Ada yang menarik dari pohon persik. Pohon persik yang dibiarkan begitu saja akan tumbuh dan menghasilkan buah, namun buahnya akan cenderung kecil, keras dan rasanya masam. Hasil yang sama sekali tidak memuaskan, sekaligus mengecewakan. Untuk memperoleh hasil panen yang luar biasa berupa buah yang lezat dan manis, maka tidak ada pilihan lain kecuali diperlukan kerja keras dan perhatian yang cermat. Tiap batang pohon harus disirami, dipangkas, disemprot dan dijarangkan. Selain itu, pemeliharaan yang terus menerus diperlukan untuk menghindarkan dari penyakit daun atau serbuan serangga.

No pain no gain. Jika tidak ada usaha, maka juga tidak ada hasil. Jika usaha kita biasa, maka hasilnya juga biasa. Jika usaha kita asal-asalan, maka hasilnya juga akan mengecewakan. Itu prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Itu hukum kehidupan yang akan terus berlaku.

Pekerjaan, bisnis dan pelayanan yang kita lakukan pun sama seperti pohon persik tersebut, yang memerlukan perhatian secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Jadi, hasil seperti apa yang kita kehendaki? Atau buah seperti apa yang kita ingin petik? Demikian juga halnya kita akan melakukannya. Sebagai seorang pebisnis yang menginginkan usaha kita berjalan dengan maksimal, maka jelas kita tidak boleh hanya duduk-duduk santai saja, melainkan kita terus memantau dan memperhatikan dengan seksama bagaimana jalannya perusahaan kita. Kalau perlu kita harus turun langsung ke tempat kerja, mengontrol secara langsung, memberi waktu lebih banyak kepada pelanggan atau klien secara langsung untuk mendengarkan feedback dari mereka.

Itu salah satu contoh saja dari hasil sederhana yang bisa kita kerjakan. Dalam pelayanan hal yang sama juga berlaku. Jika kita ingin pelayanan kita optimal, maka kita pun harus berani bayar harga lebih lagi. Sebenarnya semuanya berpulang kepada kita. Usaha kita akan menentukan hasil. Ketekunan setiap hari akan memberikan benefit besar dan memungkinkan setiap pekerjaan, bisnis, dan pelayanan kita menghasilkan buah yang manis, seperti yang kita harapkan sebelumnya. Untuk hal ini, ada dua musuh besar yang perlu kita waspadai, yaitu kemalasan dan kehilangan fokus dengan usaha yang kita kerjakan saat ini.

Peliharalah terus menerus tanggung jawab Anda, demi hasil yang optimal.